Minggu, 27 Mei 2018

KEMITRAAN PETERNAKAN DOMBA MENUJU PASAR EKSPOR

Jatuh bangun dalam usaha agribisnis peternakan sudah menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Agus Solehul Huda, salah seorang pengusaha peternakan domba di kabupaten Jember Jawa Timur. Namun, dengan kesabaran dan keihlasannya untuk tetap menekuni agribisnis peternakan domba, kini usahanya mulai berkembang dan memberikan hasil yang memuaskan bahkan akhir bulai Mei 2018 ini, akan mengekspor domba ke Malaysia bekerjasama denga PT. Inkopmar Cahaya Buana sebagai eksportir. 

Pihak importir Malaysia sudah melakukan kunjungan ke peternakan Globasindo Multifarm milik Agus untuk melihat lagsung kondisi dan ketersediaan ternak domba. Dalam kunjugan tersebut Malaysia meminta 20.000 ekor domba/tahun, baru dapat dipenuhi sebesar 10.000 ekor dengan pengiriman 2.500 ekor per dua bulan dengan selama 3 tahun dalam kontrak awal. 

Selain ke Malaysia pasar ekspor juga terbuka ke Brunai Darussalam yang meminta domba sebanyak 6.250 ekor per bulan dalam bentuk karkas. Namun permintaan tersebut belum bisa dipenuhi karena adanya persyaratan HCCP dari negara tersebut dan belum ada RPH khusus pemotongan ternak domba. 

Dengan terbukanya pasar ekspor ini akan dapat memberikan nilai tambah dan daya saing bagi peternakan dalam negeri khusunya Kabupaten Jember yang selama ini masih pemasaran lokal antar provinsi. Namun demikian perlu untuk menjamin ketersediaan supply ternak domba sehingga kegiatan ekspor bisa berjalan kontinyu. 

Sarjana peternakan UGM yang pernah menjadi SMD ini, sudah memulai peternakan domba dari tahun 2010, ia mengembangkan usaha tersebut dengan sistem kemitraan yang melibatkan peternak di sekitar tempat tinggalnya di Desa Wonosari Kecamatan Gulukmas Kabupaten Jember yang dikelola oleh UD. Globasindo Multifarm. Jumlah peternak mitranya saat ini 75 orang dengan total kapasitas kandang 3.500 ekor. Pola kemitraan yang dikembangkan adalah peternak membeli bakalan dan pakan dari Globasindo Multifarm dengan harga yang sudah disepakati bersama pada saat pembelian. Peternak membeli bakalan umur 10 bulan dengan harga Rp 36.000/kg secara ditimbang. Peternak akan melakukan penggemukan selama 35 hari dengan rata rata kenaikan bobot badan 5 kg. Selanjutnya peternak akan menjual kembali ke Globasindo Multifarm secara ditimbang dengan harga yang sama pada waktu pembelian bakalan. 

Untuk meningkatkan produksi daging, Agus juga mengolah pakan sendiri, dengan memanfaatkan sumber bahan pakan yang ada disekitarnya dalam bentuk konsentrat, dengan produksi 3 ton per hari. Pakan dijual ke peternak seharga Rp 2.800/Kg dengan FCR 7. Dengan penggunaan pakan tersebut, peternak tidak perlu lagi untuk mencari hijauan sehingga biaya dan waktu pemeliharaan lebih efisien. 

Komitmen Agus dalam memgembangkan usaha peternakan untuk membangun perekonomian dan meningkatkan pendapatan peternak di daerahnya, menghantarkan beliau sudah dua kali mendapatkan penghargaan Adi Karya Pangan Nusantara di istana Kepresidenan pada tahun 2011 dalam kategori Pelaku Usaha Kemitraan Agrobisnis dan tahun 2012 dalam kategori Sarjana Membangun Desa. 

Namun demikinan, masih terdapat permaslaahan yang dihadapi oleh kemitraan Globasindo Multifarm untuk mengembangkan usahanya, diantaranya kesulitan bagi peternak mitra untuk mengembangan skala usaha karena keterbatasan modal dan sulit untuk mengakses pembiayaan dari lembaga perbankan. Selain belum ada peternakn yang khusus melakukan pembibitan ternak domba, sehingga pasokan bakalan masih didapatkan dari pasar hewan dan pengolahan pakan masih dilakukan secara manual. 

Surabaya, 24 Mei 2018 
Al Hendri

“NEGARA KAYA TERNAK TIDAK AKAN PERNAH MISKIN”

Sejak dilakukan domestikasi  ( m enjinakan) hewan buruan oleh manusia, yang pada awalnya hanya untuk kebutuhan pangan keluarga sehari-hari, ...